Wednesday, 18 April 2012

Cara Mengajarkan Anak Berbagi


Berbagi merupakan sebuah hal kecil yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sayangnya, masih ada di antara kita yang belum peduli terhadap perbuatan ini. Padahal, kebiasaan berbagi dapat menjadi awal kepekaan kita terhadap sesama. Hal ini seharusnya ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak dini.

Bahkan, Dra Rustika Thamrin Psi, psikolog yang telah mendalami masalah pengasuhan  selama 14 tahun, menyatakan seharusnya orang tua, terlebih ibu, sudah mengajarkan anaknya untuk berbagi sejak dalam kandungan. Sebab, saat ibu mengandung terdapat spektrum energi yang begitu kuat yang menghubungkan keduanya sehingga si janin mengerti setiap kegiatan baik yang dilakukan ibunya.

"Untuk itu ajaklah anak kita berkomunikasi saat masih dalam kandungan dan ajarkan untuk berbagi. Dengan begitu, si anak akan terbiasa melakukan perbuatan baik saat lahir ke dunia,” terang psikolog lulusan Universitas Indonesia dalam inspirative talkshow Tango di Jakarta belum lama ini.

Bagi Anda para orang tua berikut beberapa acara mengajarkan anak untuk berbagi terhadap sesama.

Prinsip berbagi
Melakukan sebuah kebiasaan baik seperti berbagi tentu bukanlah perbuatan mudah. Akan banyak kendala yang menghalanginya. Orang tua harus memiliki cara jitu untuk menanamkan kebiasaan berbagi.

Untuk peran orang tua wajib menanamkan prinsip berbagi pada anak semenjak dini. Menurut Dra Rustika Thamrin Psi, berbagi adalah memberikan apa yang kita sukai. Apa yang berguna untuk diri kita, juga harus dirasakan oleh orang lain. Berbagi bukanlah memberikan yang sisa, melainkan memberikan yang terbaik yang kita punya.

Dra Rustika Thamrin Psi menambahkan bahwa ada dua hal yang harus ditanamkan dalam diri setiap manusia. Pertama, menolong orang lain merupakan sebuah kesenangan. Dan kedua, menolong orang lain merupakan sebuah kehormatan, bukan beban. Dengan menanamkan dua hal tersebut, kita akan terbiasa untuk berbagi dengan orang lain.

Rumus membiasakan
Ada rumus yang bisa menjadi bekal bagi para orang tua, khususnya ibu, untuk membentuk kebiasaan berbagi tersebut, yaitu niat untuk memulai dan konsistensi (habit of giving = determination start + consistency). Rumus ini diungkapkan Rustika Thamrin dalam acara yang berlangsung di Jakarta ini.

Memperkuat tekad
Kurangnya contoh baik dari orang tua tidak menjadi satu-satunya kendala dalam menanamkan niat untuk memulai berbagi. Kendala lainnya adalah seseorang tidak akan terbiasa untuk keluar dari zona nyamannya. Selain itu, adanya hambatan keyakinan dan kesulitan bagi orang-orang yang terlibat, perasaan takut gagal, serta akan merasa citra dirinya terganggu pun menjadi kendala tersendiri. Kendala-kendala ini akan muncul di awal seseorang akan memulai kebiasaan berbagi tersebut. Bila tidak diatasi, bisa jadi orang tersebut akan mundur, dan berbagi ini tidak akan terwujud.

Untuk menyuburkan konsistensi berbagi, harus dimulai dari hal kecil dan mudah, serta melakukannya teratur setiap hari. Dengan begitu, kebiasaan berbagi akan menjadi sebuah kebutuhan dalam diri kita. Jika tidak melakukannya sehari saja, akan merasa kurang.

Semoga bermanfaat!!!

(Berbagai sumber / foto Ist)

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More