Pilih kasih atau favoritisme dianggap sebagai kelemahan atau kegagalan orangtua dalam mengasuh anaknya. Namun menurut Ellen Weber Libby, seorang psikolog kinik dan psikoterapis dari Washington, DC, dan penulis The Favorite Child, sebenarnya favoritisme itu hal yang wajar dialami orangtua.
"Sudah menjadi dorongan alami bagi setiap manusia untuk memiliki preferensi tertentu. Tidak hanya terhadap barang, tempat, makanan, hingga anak-anaknya," kata Libby.
Setiap orangtua punya kepribadian tertentu, demikian juga dengan anak-anaknya. Ada orangtua yang merasa sangat cocok dengan anak yang satu, namun kurang bisa rukun dengan yang lain karena berbeda karakter. Ini adalah fakta hidup yang perlu dipahami.
Libby menganjurkan para orangtua untuk tidak menghukum diri sendiri karena punya anak favorit. "Kebanyakan orangtua juga kurang mengerti bedanya cinta dengan favoritisme. Kita boleh punya satu anak yang paling favorit, tapi pada dasarnya kita mencintai semua anak kita dan punya ikatan batin dengan mereka," jelas Libby lagi.
Jika kita mau mengakui bahwa pilih kasih itu memang terjadi di keluarga, sebenarnya kita malah berada di posisi yang lebih baik. Karena kita akan dengan sadar berusaha lebih baik dalam menjalin hubungan dengan anak yang kurang dianggap favorit. Inilah beberapa cara untuk melakukannya:
1. Luangkan waktu berkualitas dengan anak yang kurang favorit
Menurut Libby, kebanyakan orangtua akan langsung menyangkal bahwa mereka pilih kasih. Tapi begitu salah satu anak menjerit bahwa orangtuanya lebih sayang pada adiknya daripada dirinya, mereka sebaiknya menjadikan hal ini sebagai bahan perenungan, alih-alih vonis hukuman mati. Cobalah evaluasi, apa yang membuat Anda lebih suka pada anak yang satu daripada yang lain. Lalu, carilah cara agar Anda bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak yang merasa kurang disayang.
"Seringkali anak yang kurang favorit ini memiliki kepribadian, minat, atau hobi yang berbeda dengan orangtuanya. Tapi, Anda akan selalu bisa mencari kesamaan di antara Anda berdua," kata Libby. Jadikan kesamaan itu sebagai titik awal untuk menjalin kedekatan lebih, agar dia tidak merasa ditelantarkan.
2. Jangan pernah akui pada anak-anak Anda
Libby menyarankan agar para orangtua tidak pernah menyatakan bahwa dia lebih menyukai anak yang satu dibandingkan yang lain, karena ini jelas akan melukai hati mereka. Saat ada yang protes, alih-alih Anda berkata, "Memang, si adik lebih disayang karena lebih pintar", lebih baik bersikap tenang dan mengendalikan diri. Katakan bahwa Anda mencintai semua anak-anak, karena memang itulah fakta yang perlu diketahui anak-anak.
(Sumber kompasfemale / foto Ist)
0 comments:
Post a Comment